Analisa BJF Share Tentang CDI AC - CDI DC
Entah bagaimana cerita awal kejadian-nya penulis ikut terlibat untuk memberikan solusi, dikarenakan ada sebuah motor yang sudah di modif pada bagian mesin, rangka karburator gearbox dan lain sebagainya, yang ujungnya mentok pada pengapian yang menurut para mekanik tersebut masih kurang mumpuni untuk menjadikan motor yang mereka persiapkan mempunyai tenaga maksimal untuk diikut sertakan pada ajang balapan motor drag.
Apakah Penulis Tau tentang motor ?
Jujur saja saya tidak mengetahui tentang seluk beluk mekanik motor apa yang harus diotak-atik agar motor bisa ngebut, jika ditanyakan apakah saya tau tentang motor ? untuk menggunakannya bisa dibilang sangat bisa, dari motor bergigi, motor gigi berkopling sampai motor yang tidak ada giginya bisa / tau, akan tetapi sekedar tau menggunakannya.
Membuat CDI Sendiri
Mungkin karena melihat motor mocin yang saya gunakan, baca:Modif Sendiri Motor Kasio Beijing, dimana bagian kelistrikan untuk lampu dan cdi yang terpasang di motor terbilang aneh atau apalah, jadi saya di minta untuk memodif cdi agar pengapian motor bisa lebih maksimal.
Penampakan CDI Motor Rakitan |
Memulai menganalisa CDI AC dan CDI DC
Pokok permasalah pemilihan CDI antara AC dan DC untuk mendapatkan power atas maksimal, dengan mendengarkan cerita dari para mekanik, singkat cerita saya meminta beberapa unit cdi bekas yang sudah mati untuk saya pelajari rangkaiannya, meskipun tidak begitu paham hanya bermodal sedikit pengetahuan tentang elektronika dan listrik akhirnya pembongkaran cdi bekas dilakukan, cdi lokal fukuyama untuk motor yamaha king, cdi ori supra, cdi brt dan cdi power max, sampai cdi tanpa pulser.
Mempelajari rangkaian cdi ac dan cdi dc untuk mendapatkan jawaban, cdi mana yang paling baik untuk digunakan pada power atas, dari rangkaian sederhana sampai rangkaian jelimet (terutama pada cdi dc), hingga saya membuat rangkaian pulser simulasi, guna menentukan cdi ac atau cdi dc yang dapat bekerja pada clock tercepat (power atas).
Kesimpulan
Dari hasil ujicoba dan analisa saya, dengan menggunakan alat ukur seadanya maka bisa saya simpulkan "CDI DC lebih efektif dari CDI AC. Pemicu triger cdi ac maupun cdi dc diperoleh dari pulser.
CDI AC
Pada cdi ac sederhana pengisian dan pengosongan kapasitansi kapasitor di pin gate scr, bertindak sebagai control switch scr, guna meneruskan dan memutus arus dari spull ke coil (konsep short), semakin cepat putaran magnet otomatis semakin besar tegangan dan kuat arus yang keluar dari spull, begitu pula kondisi logika yang diterima pulser (clock) semakin cepat, dan waktu short scr meningkat (mirip pwm), sehingga tegangan dan kuat arus yang keluar dari cdi ac menjadi turun (down), jika tegangan input coil turun otomatis pengapian pada busi menjadi berkurang.
Pada saat putaran magnet tinggi beban spull makin besar kuat arus dan tegangan yang keluar besar di short, dapat menyebabkan beban putaran mesin bertambah, suhu pada lilitan meningkat, sedangkan penampang kawat lilitan yang dipergunakan berukuran kecil, dapat menyebabkan spull putus atau terbakar. Untuk sahabat yang hendak membuat sendiri cdi ac sederhana bisa baca:Buat Sendiri Pengapian CDI AC.
CDI DC
Pada CDI DC bisa dibilang efektif, tegangan supply untuk coil di peroleh dari transformator pembangkit, bukan dari spull, otomatis mengurangi beban mesin, sekalipun tetap ada penurunan ketika pulser mendapat triger cepat (peningkatan rpm), penurunan hanya terjadi pada tegangan dan penurunannya tidak terlalu drastis, sebagaimana terjadi pada cdi ac saat putaran rpm meningkat, tegangan picu coil di supplay dari transformator yang telah dibangkitkan terlebih dahulu pada rangkaiana cdi dc, semakin stabil tegangan dc yang diterima (aki atau dc dari spull lampu lewat penyearah kiprok), maka kerja cdi semakin baik.
Kestabilan arus dc sebagai catu daya sumber penggerak pada cdi dc sangat mempengaruhi kerja dari cdi dc tersebut, oleh karena itu pada pengapian cdi dc dianjurkan aki motor dalam keadaan baik, nah bagaimana jika motor dengan pengapian cdi dc tidak ada aki-nya..? motor bisa berjalan jika kiprok motor dalam kadaan baik tentulah cdi dapat bekerja, akan tetapi kerja cdi tidak normal karena tegangan yang keluar dari kiprok ke cdi tidak stabil (langsung tanpa adanya aki) buat sahabat yang motornya menggunakan cdi dc tidak ada aki, sahabat bisa gunakan atau tambahkan kapasitor sebagai manipulasi aki guna menystabilkan arus kiprok yang keluar sebelum ke cdi dc, baca:Manipulasi aki dengan kapasitor
Analisa Timing CDI AC dan DC
Dari beberapa rangkaian cdi ac dan cdi dc yang saya pelajari bisa saya simpulkan, untuk cdi ac saya kategorikan ke elektronik analog, sedangkan cdi dc elektronik digital,
Hasil analisa berdasarkan rangkaian cdi kesimpulan-nya, CDI AC saat rpm tinggi (power atas) tidak ada peningkatan atau bisa dibilang rata, karena triger yg diperoleh dari pulser tidak dapat di manipulasi (analog) 1:1, sedangkan CDI DC ada peningkatan dari putaran rendah (power bawah) sampai power atas, triger pulser dapat di manipulasi (digital) atau sebagai kondisi diberi logika 1, yang kemudian di olah oleh cpu (mikroprosesor) yang outnya bisa di atur (program sesuai keinginan) atau biasa disebut pengaturan timing cdi, memungkinkan ledakan busi bisa terjadi lebih dari satu kali pulser.
Mohon maaf jika tulisan atau analisa saya kurang memuaskan pembaca, terimakasih sudah membaca.
2 Komentar
nanya mas pengapian dc atau ac itu api nya berasal dari pulser atau spul untuk memercukan api busi
BalasUntuk CDI AC sumber pengapian berasal dari spuul (biasa disebut spuul jalan), sedangkan CDI DC pengapian dari AKI atau lewat Kiprok, untuk trigger atau pemicu keduanya dari pulser.
BalasBerikan Testimoni, atau Komentar Sahabat